Senin, 09 Januari 2012

Islam Channel Investigasi Sikap Media Massa Inggris terhadap Islam dan Muslim

Saluran televisi Islam Channel akan meluncurkan sebuah program investigasi yang akan menguak bagaimana media massa di Inggris membuat laporan tentang isu-isu yang berkaitan dengan Islam dan Muslim.

Acara itu dibuat mirip dengan "Leveson Inquiry", dimana Islam Channel akan menunjuk seorang hakim independen dan sebuah panel yang bertugas sebagai penilai untuk melakukan penyelidikan.

"Leveson Inquiry" sendiri diambil dari nama seorang hakim agung Inggris Leveson yang ditunjuk oleh Perdana Menteri David Cameron untuk memimpin penyelidikan terhadap skandal penyadapan telepon pejabat pemerintahan Inggris oleh sejumlah media massa Inggris. Kasus yang mencuat pada bulan Juli 2011, sempat menggegerkan publik dan media Inggris.

Tim Penyelidikan Levenson ditugaskan untuk melakukan penyelidikan publik terhadap etika, budaya, dan praktik-praktik yang dilakukan media massa Inggris dalam mencari berita.

Islam Channel menayangkan program ala "Leveson Inquiry" ini setelah lembaga survei ComRes merilis hasil surveinya yang menunjukkan bahwa masyarakat meyakini bahwa media massa bertanggung jawab atas meningkatnya iklim ketakutan terhadap Islam dan Muslim di Inggris.

ComRes merilis hasil surveinya pada bulan Juli 2011, beberapa saat setelah Leveson Inquiriy dibentuk. Berdasarkan hasil survei ComRes, responden yang mengatakan bahwa media sebagai pemicu islamofobia, prosentasenya dua kali lebih besar (29 %), dibandingkan responden yang meyakini bahwa kelompok kanan yang menjadi pemicu meningkatnya islamofobia (13 %), atau karena perilaku Muslim sendiri baik di luar Inggris (14 %) atau di dalam negeri Inggris (11 %).

Untuk itu, dalam Program "The Alternative Leveson" akan diselidiki sejauh mana efek liputan media dan perilaku sosial terhadap komunitas Muslim, serta menilai bagaimana hubungan antara liputan media dengan kebijakan pemerintah.

Program itu akan menghadirkan sejumlah editor dan wartawan untuk memberikan komentar, termasuk komunitas Muslim sendiri yang telah menjadi korban pemberitaan media yang penuh prasangka negatif terhadap Islam dan Muslim.

Salah seorang reporter yang akan menjadi narasumber di acara tersebut antara lain Richard Peppiatt, yang juga memberikan kesaksian pada Leveson Inquiry. Peppiatt mengungkapkan bahwa Daily Star, media tempatnya bekerja, telah memublikasikan laporan-laporan berisi propaganda anti-Muslim.

Pertemuan pertama untuk membahas pembentukan panel penilai, dilaksanakan pada Senin (9/1) petang di kantor pusat Islam Channel di London.

Saluran televisi Islam itu berdiri sejak tahun 2004, dengan siaran menggunakan bahasa Inggris. Televisi satelit itu dipancarluaskan ke seluruh Eropa, Timur Tengah dan Afrika Utara. Pemiliknya adalah Mohammed Ali Harrath, seorang pengungsi asal Tunisia yang kembali ke negaranya menyusul pecahnya "Musim Semi Arab", setelah 21 tahu hidup dalam pengasingan di Inggris. (ln/grd)

0 komentar:

Posting Komentar

    Blogger news

    Blogroll

    About