Sabtu, 03 Desember 2011

Ketika Hati Wanita Terbakar Rasa Iri

"Cantik, apa saja bisa, anak orang kaya, cerdas, pandai bicara, beriman pula, Subhanallah, kok ada ya bunda, wanita yang bisa sesempurna itu..? sudah cantik, beriman, pakai jilbab pula, lalu selalu juara kelas dan semua orang suka padanya..” Rizka bertanya pada bundanya yang mengangguk setuju, menyetujui pendapat Rizka terhadap sosok wanita yang di idolakan oleh Rizka. Wanita itu tidak lain adalah kakak kelasnya yang sekarang sudah berbeda sekolah namun tetap menjadi kawan Rizka di facebook.
 
“Tapi dengar-dengar dia sekarang sedang dirawat di rumah sakit bunda, katanya tulang belakangnya mengalami kelainan,” Rizka kembali menjelaskan kepada bundanya. Namun bundanya Rizka merasa seperti ada suara sedikit bahagia mewarnai suara anaknya ketika menjelaskan tentang keadaan temannya yang sedang dirawat di rumah sakit. Lalu sang bunda pun terkejut karena nampak sekali ada nada iri dan bahagia pada Rizka ketika mengetahui bahwa wanita sempurna yang di irikannya itu mengalami musibah.

Lalu Bunda Rizka pun teringat pada kawan-kawan kantornya yang baru-baru ini heboh karena ada mutasi karyawan dari kantor cabang ke kantor pusat. Ada sekitar 3 karyawan di bagian akunting dan customer service diganti dengan 3 pegawai baru, pindahan dari kantor cabang. Subhanallah, 2 diantaranya perempuan dan salah satunya wanita muda, cantik, cerdas dan berjilbab. Wanita itu nampak solehah sekali sampai-sampai terkadang Bunda Rizka mendapati sang karyawan baru yang dikenal bernama Ranti Mustofa, sesaat sebelum adzan dzuhur berkumandang, dia bergegas mengambil air wudlu lalu ketika waktu sholat tiba, sambil menunggu imam dan jamaah berkumpul, wanita cantik itu sholat sunnah dahulu.

Jujur Bunda Rizka sangat kagum dan ingin berkenalan lebih jauh. Apalagi diketahuinya bahwa Ranti juga ternyata sudah haji dan ilmu pengetahuan agamanya luas sekali. Selama berdekatan dengan Ranti, bunda Rizka mendapati beberapa karyawan lelaki mencoba mendekatinya. Para karyawan mulai dari kalangan manajer sampai karyawan biasa tiba-tiba bersikap baik dan ramah pada Ranti, mulai dari sekedar membelikan permen sampai mengajak makan siang. Bunda Rizka pun paham mengapa orang-orang banyak yang mendekati Ranti karena memang Ranti ramah dan cantik orangnya sehingga menarik untuk didekati oleh siapa saja terutama kaum lelaki.

Namun kemudian bunda Rizka melihat dan mengamati bahwa tidak ada seorang pun kawan wanita yang sering bersama Ranti kecuali Bunda Rizka sendiri. Bunda Rizka juga pernah memergoki beberapa kali karyawan wanita di kantor tempatnya bekerja, mencibir, berbisik-bisk dan bersikap tidak ramah pada Ranti. Sampai akhirnya mulai adanya bisik-bisik, “tahu gak kamu, Ranti mau dilamar sama bos, si bos kan istrinya sudah menopause, mau dijadikan istri kedua, Ranti kan tahu agama jadi dia mau saja dipoligami, gak mikirin perasaan istri sang boss, Huuh dasar perempuan ganjen” ungkap salah seorang karyawan wanita kepada kawan-kawannya yang disertai dengan rutukan kecil pada Ranti.

Ranti yang sebenarnya merasa bahwa dirinya dibicarakan disana-sini dan dirutuk dimana-mana hanya diam saja dan tenang-tenang saja bekerja. Sementara Bunda Rizka juga tahu bahwa semua itu hanya gosip belaka karena dia tahu bahwa Ranti sudah punya suami, dan suaminya adalah ustadz yang sedang belajar di timur tengah sehingga memang mereka jarang bertemu.

Bunda menghela nafas lelah, ”oh, wanita.. mengapa iri hati sering membakar dirimu,” yang akhirnya dapat menciptakan suasana kerja dan hidup yang tidak sehat, membuat dosa bagi yang mengungkapkan fitnah maupun yang menyambutnya, membuat prahara dan panasnya suasana termasuk suasana hatinya. Bunda Rizka tak habis pikir kenapa bila wanita yang punya rasa iri di hatinya, maka dahsyat sekali hasilnya. Lalu bunda pun teringat akan sebauh ayat Al Quran yang menggambarkan orang yang dengki itu, selalu mengasut dan akhirnya terbakar sendiri. 

Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (QS: An Nisaa’: 32)

Bunda Rizka bergidik, ketika seorang wanita melihat wanita lain yang lebih dari dirinya maka sudah pasti akan timbul rasa iri, walaupun kadarnya sedikit. Namun bila sampai timbul sifat dengki dan hasud bahkan sampai mencelakakan  wanita lain, maka hal ini tidak dapat ditolerir, kecuali bila Al Quran bekerja dan menyirami hati-hati yang terbakar iri.
Maka bila terbersit rasa iri, kembalilah pada Al Qur’an, bahwa Allah telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk sebagaimana Allah jelaskan dalam surah At Tiin yaitu
Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (QS: At Tiin: 4)

dan apa-apa yang baik bagimu belum tentu baik dimata Allah sebagaimana dijelaskan dalam surah Al Baqarah,

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui. (QS: Al Baqarah: 216)

Dan ingatlah bahwa kita patut iri pada 2 hal yakni orang yang soleh dan dermawan sebagaimana hadist Rasulullah SAW yaitu,

Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada hasad (iri) yang dibenarkan kecuali terhadap dua orang, yaitu terhadap orang yang Allah berikan harta, ia menghabiskannya dalam kebaikan dan terhadap orang yang Allah berikan ilmu, ia memutuskan dengan ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang lain. (Shahih Muslim No.1352)

Penulis: Mam Fifi
(Founder & Conceptor Jakarta Islamic School)
www.jakartaislamicschool.com
www.bundafe.com

0 komentar:

Posting Komentar

    Blogger news

    Blogroll

    About